Maskapai penerbangan Virgin Australia telah menyatakan bangkrut iarena mengalami kesulitan keuangan saat pandemi virus korona ini dan telah menunjuk administrator untuk mempertahankan perusahaan itu agar bisa tetap terbang. Pihak mereka telah mengumumkan ke Bursa Efek Australia bahwa perusahaan tetap akan mengoperasikan penerbangan.
"Keputusan kami hari ini adalah tentang mengamankan masa depan Virgin Australia Group dan melalui krisis Covid-19," kata CEO Paul Scurrah. "Australia membutuhkan maskapai penerbangan kedua dan kami bertekad untuk terus terbang,"
Administrator Virgin Australia, Vaughan Strawbridge mengatakan lebih dari 10 pihak telah menyatakan tertarik untuk menjadi bagian dari rencana restrukturisasi.
Ini berarti 1.000 karyawan tak memiliki lagi pekerjaan dan dan 8.000 kru dirumahkan.
Strawbridge mengatakan para administrator akan berusaha untuk mempertahankan sebanyak mungkin pekerja-pekerja tersebut.
Laporan keuangan menunjukan bahwa Virgin Australia mempunyai utang lebih dari 5 miliar dolar Australia. Mereka telah mengajukan permohonan pinjaman 1,4 miliar dolar untuk tetap bertahan ke pemerintah Australia tetai ajukan tersebut ditolak. 90% saham perusahaannya terkonfirmasi dimiliki orang-orang asing.
Ini berarti 1.000 karyawan tak memiliki lagi pekerjaan dan dan 8.000 kru dirumahkan.
Strawbridge mengatakan para administrator akan berusaha untuk mempertahankan sebanyak mungkin pekerja-pekerja tersebut.
Komentar
Posting Komentar