Kepemimpinan Jokowi - Basuki menurut Budayawan Betawi - Ridwan

Jakarta, Kompas.com

Jika selama ini banyak orang yang terkaget-kaget dengan
gaya Basuki Tjahaja Purnama memimpin Jakarta bersama Joko Widodo,
tetapi hal itu tidak berlaku bagi Ridwan Saidi, Budayawan Betawi.

Menurut Ridwan, mengatasi permasalahan Ibukota sudah tak bisa lagi
dengan istilah kompromi saja, tetapi harus tegas.
Penulis buku Sejarah Jakarta dan Peradaban Melayu-Betawi itu pun
menegaskan, negeri ini butuh orang yang keras, tetapi baik hatinya.

"Kalau Ahok prinsipnya, Lu kagak betah disini, pergi dari sini. Banyak
yang mau gantiin lu," tutur Ridwan menirukan gaya bicara Basuki, saat
ditemui Kompas.com di kediamannya, di Bintaro, Selasa (6/8/2013)

"Emang tuh jalanan nenek moyang lu yang punya ? Saya suka (gaya bicara
dengan ketegasan) seperti itu," akunya lagi.
Menurut Ridwan, ketegasan yang ditunjukkan Ahok perlu ada dalam diri
setiap pemimpin.
Kalau hanya kompromi, seorang pemimpin akan mudah disetir kepentingan
orang-orang yang tak mau peraturan ditegakkan.
"Kalau kompromi, pertimbangannya pilkada, udah digoreng sama preman,"
Ujar Ridwan.
Munculnya generasi pemimpin seperti itu pada masa lalu, sebut Ridwan,
karena didikan dalam keluarga istilah dia "tidak berkelas".
Hasilnya adalah combro-combro.
Sementara melihat Jokowi - Ahok, ia yakin didikan dalam keluarga mereka
berdua apik.

"Jadi misro aja susah, apalagi mau jadi tart cheese. wow jauhhh..,"
kelakarnya.
Menurut pria asli Betawi kelahiran 2 Juli 1942 itu, tak masalah jika
Jakarta dipimpin oleh orang-orang non-Betawi seperti Jokowidan Basuki.
"Enggak ada soal (bukan Betawi asli). Kan negeri ini buat semua orang,"
Cetusnya.

Komentar