"China Hentikan Impor Susu Produksi Selandia Baru"

BANGKOK, KOMPAS.com — Fonterra, perusahaan eksportir susu terbesar di dunia, menemukan bakteri di sebagian produknya yang bisa menyebabkan botulism, penyakit lumpuh serius yang bisa berakibat fatal.

Sekitar 90 persen dari 1,9 miliar dollar AS impor susu China berasal dari Selandia Baru pada tahun 2012. Konsumen China sudah membeli sebagian besar susu formula bayi dari perusahaan-perusahaan luar negeri karena takut akan kontaminasi produk susu dalam negeri.

Saat berbicara di Beijing, pemimpin Fonterra, Theo Spierings, meminta maaf atas kejadian menakutkan itu.
"Kami meminta maaf atas situasi ini. Kami benar-benar meminta maaf kepada warga yang sudah terkena dampak masalah ini, dan menjamin kepada Anda bahwa keamanan pangan rakyat China dan juga di seluruh dunia merupakan kepentingan kami yang utama dan paling penting," kata Theo Spierings.

Spierings mengatakan, tidak ada produk-produk yang diuji dan dijual di China menunjukkan adanya kontaminasi dan perusahaan itu belum menerima laporan apa pun mengenai masalah kesehatan atau keluhan konsumen yang disebabkan oleh kemasan susu yang tercemar. Sejauh ini belum ada laporan mengenai konsumen yang sakit akibat kontaminasi tersebut.

Namun, hal itu tidak membuat Perdana Menteri Selandia Baru John Key gembira, dan mengatakan bahwa perusahaan itu seharusnya mengambil tindakan lebih waspada setelah menemukan bakteri dalam pengujian sebelumnya.

Produk konsentrasi protein yang tercemar itu telah diekspor ke beberapa pasar lainnya, termasuk Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Arab Saudi. Susu bubuk itu telah digunakan dalam produk-produk termasuk susu bubuk bayi dan minuman penambah energi. Rusia untuk sementara telah menangguhkan pembelian semua produk susu Selandia Baru.

Pejabat senior WHO, Howard Sobel, mengatakan, ketakutan itu menekankan keprihatinan WHO atas formula bayi dan potensi ancaman keracunan.

"Yang bisa kami katakan adalah formula susu bubuk bayi bukanlah produk yang steril. Meskipun dibuat oleh perusahaan terbaik, kita akan mendapati berbagai bakteri di dalamnya. Botulism pada dasarnya sangat jarang ditemukan di dalamnya, tetapi kita mendapatinya dan banyak bakteri serta zat penyebab kontaminasi lainnya dalam (susu) formula," kata Howard Sobel.

WHO mendukung para ibu untuk menyusui bayinya daripada memberikan susu formula karena ASI memberi anak-anak antibodi penting dan nutrisi yang lebih baik.

WHO mengatakan, lebih dari 220.000 anak-anak meninggal setiap tahun karena kesehatan yang buruk dan kontaminasi makanan.

Komentar